Friday, January 25, 2013

Rupiah Pertama.


Hidup adalah sebuah proses yang harus direncanakan dan dilaksanakan. Tuntutan kebutuhan merupakan suatu proses nyata yang tidak bisa dipungkiri oleh siapapun yang menjalaninya. Untuk menghasilkan rupiah harus membutuhkan kegigihan dan keseriusan serta usaha yang berkelanjutan. Perkenalkan namaku Hasrul, aku berasal dari Bima Nusa Tenggara Barat. Aku menyelesaikan studi D3 pada salah satu kampus yang ada di Propinsiku yaitu STMIK Bumigora Mataram. Menjalani proses perkuliahan kami dituntut untuk menjadi manusia yang mandiri, dengan keterbatasan yang kami miliki, kami tidak pernah merasa pesimis, karna saya selalu meyakini, bahwa suatu saat saya akan memberikan yang terbaik buat my parents. Selama 3 setengah tahun saya sudah terbiasa menjalani hidup dengan profesi hidup sebagai anak kos. Senang dan susah sudalah merupakan suatu hal yang harus saya bebani, tapi sesusah apapun yang kita hadapi, apabila mengingat sang pencipta, ketenangan selalu datang menghapiriku.    
Bapak ku adalah seorang malaikat sekaligus guru yang sangat bijaksana, sayang terhadap keluarga dan selalu memberikan idea tau gagasan serta memotivasi diriku menjadi manusia yang mandiri. Pengalaman yang pahit, ketika saya melatih diri mencari uang pada saat beranjak kelas 1 smp adalah menjual es lilin. Disitulah aku merasakan bahwasannya mencari uang sangat susah, walaupun keuntungan menjual lilin sangatlah relative kecil, tapi saya tetap merasa bangga oleh karena itu adalah hasil keringat dan sekaligus rupiah pertama yang aku dapatkan. Pekerjaan yang mungkin tidak semua orang kerjakan telah aku kerjakan, mulai menjadi kuli bangunan sampai menjadi tukang ojek yang setiap hari menunggu penumpang di cabang perumahan gindi jatiwangi.
Sedikit aku cerita pada siapapun yang membaca buku ini, mengapa aku harus menjadi tukang kuli bangunan dan menjadi tukang ojek. Aku menjadi kuli bangunan pada saat bapakku tidak lagi menerima gaji bulanan sebagi guru Pns, oleh karena meminjam uang Bank yang digunakkan untuk membangun rumah. Karena pada saat itu aku merasa bahwa aku bukanlah seorang anak yang belum bisa memberikan apa-apa terhadap kedua orang tuaku. Sekitar 1 tahun lamanya aku berprofesi sebagai kuli bangunan untuk membantu orang tuaku. Tiap hari diriku selalu berada di bawah terik matahari sambil memikul batu-batu besar serta membawa campuran semen yang di minta oleh tukang bangunan. Apapun yang aku kerjakan, asal halal, aku merasa bangga, karena aku bisa membeli beras untuk kebutuhan kami sekeluarga. Setahun lamanya aku beralih profesi sebagai tukang ojek untuk mengumpulkan uang, karena aku berniat untuk melanjutkan studi D3 pada perguruan tinggi Stmik Bumigora mataram. Belum sampai disini, aku menjadi anak kos selama 3 tahun setengah dan hidup seala kadarnya sebagai seorang mahasiswa yang bermimpi untuk menjadi orang yang berhasil dan suatu saat bisa menaikkan orang tuaku ke tahah suci Mekkah Al-Mukaramah. Amin.
Yah………. Begitula cerita hidupku, hingga aku bisa melanjutkan studi program alil jenjang D3 ke D4 ITB kerjasama dengan seamole. Di seamolec aku bertemu dengan orang-orang yang luar biasa, baik itu tutor Outbond, Dosen dan Teman. Tutor Outbond kami nama Dr.stenly yang berprofesi sebagai seorang psikolog. Disitu kami dilatih menjadi manusia yang berjiwa entrepreneur (berwirausaha), dilatih untuk menggali kejiwaan kami sehingga kami bisa membuang rasa malu kami, dan melatih kami untuk selalu kompak dan bersatu dalam menghadapai system perkuliahan itu sendiri. Pembuktiannya pada saat kami di tugaskan untuk menjual polpen yang harganya Rp.1000 menjadi Polpen yang bahkan harganya sampai Rp.1.000.000. apakah mungkin? Kami juga sempat bertanya dalam diri kami, apakah kami bisa melakoni tugas ini dengan baik. Begitulah keadaan kami yang sesungguhnya, kami menuntut ilmu agar kami bisa beradaptasi bisa menempatkan diri kami di tengah-tengah masyarakat dan kami ingin sekali memberikan kontribusi tenaga dan ide kami pada daerah kami masing-masing. Karena suatu hari kelak kami akan menjadi manusia yang berkwalitas dibidang teknologi.
Untuk meraih prestasi dan karir membutuhkan waktu 20 tahun, dan untuk membunuhnya membutuhkan waktu hanya dengan 5 Jam saja. So….. ukirlah dirimu dengan sejumlah prestasi dan jangan biarkan matahari berlalu tanpa makna.

Cita-cita saya 1 tahun  kedepan adalah ingin membangun daerah sendiri khusunya dibidang IT dan memperkenalkan dunia teknologi informasi kepada masyarakat, agar mereka bisa merasakan majunya Teknologi informasi. dan kedepannya ingin menjadi seorang tecnopreneur dibidang teknologi informasi. Amin Ya Rab.

Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment